Saya Tidak Mau Dipoligami

Awalnya, chatting whats app yang sedang membahas poligaminya suami @notarich_ana . Wanita cantik, insha allah solehah, sedang hamil anak ketiga dan dipoligami, ah dimanakah letak hati sang lelaki. jadinya saya baper deh nulis ini, hiks. Coba deh tonton youtube nya, sedih banget dan bakalan baper juga deh, gih nonton. 

Poligami. Ah sebenarnya saya serem banget membayangkan poligami, semoga Allah Swt senantiasa menjauhkan poligami dari saya. Karena jujur, saya pribadi sih merasa tidak rela dan tidak ikhlas jika harus dipologami. Egois? ah terserahlah apa itu sebutannya, namun saya merasa benar - benar tidak bisa jika harus dipoligami. 

Saya, tidak banyak tahu masalah poligami. Sama sekali tidak banyak yang saya tahu selain rasa sakit hati yang mungkin dirasakan istri pertama. Memang, islam membolehkan seorang pria beristri lebih dari satu, bahkan sampai empat. Namun ada syarat dan aturannya yakni harus berbuat adil terhadap semua istrinya, dan ini adalah firman Allah Swt dalam surat An- Nisa ayat 3. Nah, pada kenyataannya sanggup engga berbuat adil?? 

Poligami itu diperbolehkan ketika jumlah kaum lelaki lebih sedikit dibandingkan kaum perempuan, saat perang. Pada saat perang lho. Poligami diperbolehkan untuk mempercepat penyebaran agam islam, karena dengan menikahi perempuan maka seluruh keluarga akan memeluk agama islam dan poligami itu dibolehkan untuk mencegah munculnya konflik diantara suku. Alasan ini diungkapkan pada generasi awal islam. 

Bahkan Nabi pun marah ketika puteri kesayangannya, Fatimah akan dipoligami Ali bin Abi Thalib. NAbi langsung masuk ke mesjid dan berkhutbah "beberapa keluarga Bani Hasyim Bin Al - mughirah meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali Bin Abi Thalib," kemudian Nabi berkata lagi " saya tidak izinkan, sama sekali saya tidak akan izinkan, sama sekali saya tidak akan izinkan kecuali bila beliau menceraikan anakku dahulu." 

Kemudian Nabi melanjutkan perkataannya lagi " fatimah adalah bagian dari diriku, apa yang meresahkan dia, akan meresahkan diriku dan apa yang menyakiti hatinya akan menyakiti hatiku juga," Diambil dari hadist Jami' al - ushul juzz XII nomor 9026 . 

Bukan hanya secara agama, secara hukum pun ada undang - undangnya. Ada persyaratan diperbolehkannya berpoligami, diantaranya adalah memiliki persetujuan dari isteri, kepastian bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri dan anak dan menjamin semua kebutuhan isteri dan anaknya. Jika semua syarat sudah oke, maka diperbolehkan lah suami untuk berpoligami meski pada kenyataannya banyak suami yang sama sekali tidak berkiblat pada aturan itu, seenaknya saja berpoligami meski isteri pertama belum menyetujui, maka disinilah kesabaran seorang isteri sesungguhnya sedang diuji.

Banyak sekali dampak terhadap seorang isteri yang suaminya berpoligami. Baik secara psikologis atau secara ekonomi. Kadang seorang isteri yang suaminya berpoligami itu suka menyalahkan diri sendiri karena akibat kesalahannya suami sampai berpindah kelain body dan kelain hati, merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan sang suami, oke kasian sekali kan. Namun kadang para suami terlampau egois. 

Dari dampak ekonomi, jika seorang isteri yang ketergantungan akut secara ekonomi terhadap suaminya. Sering kali suami berlaku tidak adil dan lebih mementingkan isteri mudah, sedangkan sang isteri tua masih harus melanjutkan hidup dan perlu sandang, pangan dan papan, lalu bagaimana kalau seperti ini? 

Dan banyak lagi dampak yang memang lebih merugikan perempuan sebagai isteri pertama. Jujur, saya tidak mau dipoligami. Dear suami jangan poligami saya, TITIK. 

Semoga para isteri yang dipoligami diberikan kesabaran ekstra dan selalu diberkahi Allah swt. 

Sementara untuk para suami yang akan atau sudah berpoligami, apakah tidak cukup dengan satu isteri???