Bismillah,
Kampus Tanpa Rokok. Keren ya gaes? Seandainya saja semua kampus di negeri kita ini bisa bener - bener bebas rokok. Susah memang yah untuk menghapuskan rokok dari kampus, secara masih banyak mahasiswa - mahasiswi yang masih aktif merokok. Padahal harga rokok sudah dinaikkan, namun masih saja ya upaya membeli rokok itu tinggi, kalau gini rasanya percuma kan harga rokok dibuat mahal.
Harga rokok mahal, orang - orang tetap saja berupaya untuk membelinya. Iya kan? Termasuk para pelajar pun banyak yang saya lihat merokok, artinya mereka membeli rokok kan. Dan itu mampu. Hmmm saya sampe mikir, itu anak - anak pelajar dapet uang darimana ya bisa beli rokok, apa mereka sisihkan dari uang jajan atau gimana? entahlah.
Para pelajar dan mahasiswa/i pun merokok, jadi gimana nih? Solusinya apa ya selain harga rokok yang harus mahal?
Jadi, kemarin tuh Selasa 18 Juni 2019 saya dengerin live talkshow KBR #RuangPublik di Power Fm 89.2 yang mengusuung tema "Mendorong Kampus Terlibat dalam Mengurangi Prevalensi Perokok" bersama Dwidjo Susilo dari Biro Advokasi dan hukum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Yuni Kusminanti, SKM, M.Si selaku koordinator Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan kerja UI.
Salah satu universitas yang melakukan upaya kampus bebas rokok adalah Universitas Indonesia (UI) dengan KTR (Kampus Tanpa Rokok) yang sudah dilakukan sejak tahun 2011. UI menerapkan KTR ini tuh untuk semua area kampus. Ya semisal ada yang kekeuh ingin ngerokok (mahasiswa/i , dosen, staff) diperbolehkan asalkan berjarak 7 - 10 meter dari bangunan kampus.
Dalam talkshow itu dijelaskan oleh ibu Yuni bahwa harapan dengan diadakan KTR ini tuh supaya para perokok bisa berhenti merokok dan meminimalisasikan adanya perokok pemula. Harapan lainnya itu adalah untuk menciptakan generasi muda, yang utamanya para lulusan UI yang sehat, jadi tar pas lulusan UI ini kerja pas tes kesehatan dan medical check up bagus, terhindar dari paparan asap rokok, begitu.
Upaya penerapan KTR di UI ini bukan sekedar omongan saja, namun juga diikuti dengan act diantaranya memasang rambu larangan merokok, pemberian sanksi teguran bagi yang melanggar bahkan ada dendanya juga loh. Plus diberikan kebijakan untuk sponsor dan beasiswa pun tidak menerima dari yang ada kaitannya sama rokok.
Keren yah, bener - bener upaya nyata nih dari UI sampe - sampe beneran ga nerima sponsor ataupun beasiswa dari yang ada kaitannya sama industri rokok. Untuk penerima beasiswa pun gak boleh perokok aktif. Bahkan dalam setiap acara - acara kampus, UI mewajibkan pada panitia penyelenggaranya untuk menyisipkan kampanye antirokok pada setiap acara yang diselenggarakan.
KTR ini bukan cuman mengacu atau konsen sama mahasiswa/i dan dosen saja namun juga untuk semua yang masuk ke area kampus, termasuk tamu dan mitra kerja. Bahkan untuk pihak vendor dan kontraktor yang bekerja di lingkungan UI pun diberlakukan sama, pokoknya semua yang ada dalam sekitaran kampus UI ini bener - bener harus bersih dari rokok. So, bukan hanya basa - basi ya ini Kampus Tanpa Rokok UI.
Ibu Yuni menegaskan bahwa:
Upaya penerapan KTR di UI ini bukan sekedar omongan saja, namun juga diikuti dengan act diantaranya memasang rambu larangan merokok, pemberian sanksi teguran bagi yang melanggar bahkan ada dendanya juga loh. Plus diberikan kebijakan untuk sponsor dan beasiswa pun tidak menerima dari yang ada kaitannya sama rokok.
Keren yah, bener - bener upaya nyata nih dari UI sampe - sampe beneran ga nerima sponsor ataupun beasiswa dari yang ada kaitannya sama industri rokok. Untuk penerima beasiswa pun gak boleh perokok aktif. Bahkan dalam setiap acara - acara kampus, UI mewajibkan pada panitia penyelenggaranya untuk menyisipkan kampanye antirokok pada setiap acara yang diselenggarakan.
KTR ini bukan cuman mengacu atau konsen sama mahasiswa/i dan dosen saja namun juga untuk semua yang masuk ke area kampus, termasuk tamu dan mitra kerja. Bahkan untuk pihak vendor dan kontraktor yang bekerja di lingkungan UI pun diberlakukan sama, pokoknya semua yang ada dalam sekitaran kampus UI ini bener - bener harus bersih dari rokok. So, bukan hanya basa - basi ya ini Kampus Tanpa Rokok UI.
Ibu Yuni menegaskan bahwa:
Merokok itu bukan cuman kaitannya sama kesehatan namun juga ada kaitannya sama risiko keselamatan. Kebakaran bisa saja terjadi karena rokok loh.Jadi ketika vendor kerja di UI, pihak UI menegaskan untuk ga boleh ngerokok di area kerjanya.
Pro dan Kontra Kampus Tanpa Rokok
Gini yah, sama aja kayak kalau nanya ke pak ustadz masalah ngerokok ini. Kalau ustadz nya ngerokok pasti bilang "Rokok itu boleh kok, ga haram" namun jika bertanya pada ustadz yag ga ngerokok mereka bakalan bilang "Rokok itu perbuatan tabdzir, menghambur2kan uang saja!"
Sama loh, program KTR ini pun gitu. Ada saja lah pasti yang menolak aturan ini. Baik dari kalangan mahasiswa/i, dosen dan pihak lainnya. Bahkan katanya UI ini sering dibilang kayak polisi loh, haha mungkin karena larang - larang ngerokok kali yah jadi para mahasiswa serasa disatroni terus, hehe. Tapi karena pihak UI tuh konsisten melakukannya maka lama - lama yang nolak pun berkurang dan perlahan mau mengikuti aturan KTR ini. Apalagi sejak diberlakukannya SK Rektor tahun 2011.
Gini yah, sama aja kayak kalau nanya ke pak ustadz masalah ngerokok ini. Kalau ustadz nya ngerokok pasti bilang "Rokok itu boleh kok, ga haram" namun jika bertanya pada ustadz yag ga ngerokok mereka bakalan bilang "Rokok itu perbuatan tabdzir, menghambur2kan uang saja!"
Kampus Tanpa Rokok (KTR), Benar - Benar Tanpa Asap Rokok di Lingkungan Universitas Indonesia (UI)
Di kantin UI dulu tuh pasti saja banyak asap rokok dimana - mana, bikin ga nyaman yang gak ngerokok. Namun sekarang bebas asap rokok. Jadi perokok pasif pun bisa leluasa menghirup udara segar tanpa asap rokok di kampus UI. Bukankah hak setiap manusia menghirup udara segar? Ye kan gaes?
Aturan Kampus Tanpa Rokok (KTR) ini berlaku untuk semua jenis rokok, baik itu yang konvensional maupun rokok elektrik yang sekarang sedang ngetrend itu.
Kampus Tanpa Rokok (KTR) ini mendapatkan apresiasi dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), yang mana disampaikan oleh salah satu perwakilannya pada talkshow selasa 18 Juni 2019 kemarin.
Menurut pak Dwidjo, hebat loh SK Rektor ini yang bukan hanya melarang orang ngerokok namun juga yang ada kaitannya dengan rokok baik itu jualan, promosi, sponsorship bahkan melarang juga kerjasama dengan industri rokok, jadi konsisten gitu.
IAKMI juga menyayangkan sekali tentang Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Ristekdikti) yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan rokok ternama. Harapannya kerjasama ini akan dicabut karena kan ini bertentangan dengan visi presiden yang ingin menciptakan generasi emas 2024.
Menurut pak Dwidjo pemerintah tuh harus melarang produksi dan juga distribusi rokok elektrik, cek deh di kota - kota besar itu hampir 50% remaja tuh masuk kategori perokok ganda alias ngerokok konvensional dan elektrik, kebayangkan bahaya nya?
Menurut pak Dwidjo pemerintah tuh harus melarang produksi dan juga distribusi rokok elektrik, cek deh di kota - kota besar itu hampir 50% remaja tuh masuk kategori perokok ganda alias ngerokok konvensional dan elektrik, kebayangkan bahaya nya?
Untuk menurunkan perokok anak dan remaja, semua pihak harus mau kerjasama. Bukan hanya tugas pemerintah namun juga tugas orang tua. Saya sih mikirnya gitu gaes, tolong ya untuk bapak - bapak yang ngerokok jangan sampai nyuruh anak beli rokok, nanti anaknya malah mikir "lah beli rokok itu gampang, anak kecil aja yang beli rokok dilayani!"
Yuk semua bergandengan tangan, bebaskan anak - anak Indonesia dari bahaya rokok. Jangan kenalkan anak - anak pada rokok sedikit saja. Ini semua dimulai dari diri kita, para orang tua dan calon orang tua.
With love,
Wah keren banget nih ya Mbak banyak kawasan bebas rokok hehe
BalasHapusSeharusnya kawasan bebas rokok ini ada di seluruh kampus Mbak hehe
BalasHapusWah seharusnya ini berlaku untuk semua kampus ya, terutama yang di Malang hehe
BalasHapusWah tindakan yang bisa ditiru nih ya. Secara kan merokok itu juga tidak baik untuk kesehatan
BalasHapusWah terima kasih Mbak atas informasinya tentang Kampus yang tanpa rokok
BalasHapusSemoga di susul kampus-kampus lain ya mbak.
BalasHapusBtw, teman-teman kuliah saya yang perokok dulu, malah kini terbilang sukses lho. Rata-rata di terima di perusahaan tambang internasional yang jadi impian tiap mahasiswa teknik. Entahlah kini mereka masih merokok atau tidak
Keren bangets KTR, Kampus Tanpa Rokok ini. Dimulai dari kampus bisa menyebar ke tempat lainnya. Sehingga makin banyak kawasan bebas asap rokok di Indonesia. Sehingga rakyatnya makin sehat dan bahagia
BalasHapusJadi inget kampus ku dulu. Di kampus saya juga ada aturan larangan merokok baik itu dosen atau mahasiswa.
BalasHapusBetul itu, bukan hanya karena alasan kesehatan, tapi juga khawatir resiko kebakaran. Kampus saya kecil dan cuma ada 4 jurusan, semua jurusan nya berhubungan dengan mesin dan logam. Jadi bakal bahaya banget kalau ada yg ngerokok di area kampus.
Keren bgt ya Universitas Indonesia dah bisa jadi kampus tanpa rokok. Moga kampus2 lain bisa segera mengikuti.
BalasHapusKeren banget nih UI berani memproklamirkan kampus bebas rokok termasuk menolak beasiswa dari perusahaan rokok, semoga kampus lain segera mengikutinya ya
BalasHapusWah sayang banget ya Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Ristekdikti) kerja sama dengan produsen rokok. Tidak bersesuaian ituh. Segala kebaikan harusnya gak boleh menerima support produsen rokok yg gak ada positifnya.
BalasHapusBtw UI keren euy. Semoga ditiru sama kampus² lain.
Jaman aku kuliah tahun 2011 tuh masih banyak perokok di kantin UI FISIP. Dan ini sungguh tak nyaman bagiku. Tapi syukurlah skarang ada kampanye larangan merokok di kampus. Senang sekali dan pasti ciptakan lingkungan jaid lebih sehat ya
BalasHapusUI keren banget, yaaa. Tumbuh-tumbuhan di area sana juga pasti lebih segar, bukan? Prosesnya pasti tidak gampang untuk melakukan edukasi seperti ini ya, Mbak.
BalasHapusIya mba keren dan ngebayangin semua orang tanpa rokok itu baik di kampuz dan dimanapun ga pakai rokok bakal jauh lebih keren lagi. Dan aku apresiasi ama UI. Jadi mu ngerokok krn diksh aturan harus jauh2 dari kampuz bikin mahasiswa dan stafnya males ngerokok ya jadinya. Semoga program ini bida diikuti di semua lapisan masyarakat ya Mba. Abis gemes juga, orang di lingkungan rumah sakit yg udah jelas2 dilarang ngerokok msh tetp pada ngerokok coba. Kan nyebelin yg kayak gitu
BalasHapusKeren ih UI. Semoga kampus lain juga mengikuti, yaa.. Saya nggak suka dengan asap rokok, makanya nyari suami juga yang bukan perokok. Sekali merokok, udah blacklist deh, wkwkwk... Dan saya setuju kalau merokok selain nggak bagus untuk kesehatan, juga merupakan perbuatan tabdzir. Bakar-bakar duit.
BalasHapusSejak aku masih mahasiswa sebetulnya udah digaungkan KTR ini di area UI tapi pelaksanaannya memang belum paripurna karena masih ada lah oknum yang terlibat sembarang merokok. Semoga sekarang sudah jauh lebih baik dan benar2 bisa jadi kampus percontohan KTR
BalasHapusSuka lihat kampus begini teh. Semoga yang lainnya juga mengikuti ya. Supaya kampus bebas rokok. Rokok itu ga sehat
BalasHapusAku jadi sedih nie.. Dlu katanya suamiq mau berhenti rokok kalau aku pake hijab.. Terus sampe skrng ga berenti ngerokok walau aku udh pake hijab aku di boongin..
BalasHapusSetuju banget deeh...
BalasHapusMayarakat sehat itu di awali dengan generasi muda yang sehat.
Semoga dari generasi muda yang sehat ini, makin banyak prestasi yang di raih.
Aamiin~
Seneng banget rasanya karena ada gerakan ini di kampus-kampus
BalasHapusMeskipun belum semua kampus menerapkannya tapi sudah ada yang memulai
Semoga kesadaran akan bahaya rokok ini makin meningkat
Agar kita semua bisa hidup nyaman tanpa gangguan asap rokok terutama di ruang publik
Saya sangat setuju dengan mengurangi rokok. Selain tidak sehat, asap rokok juga menjadi polusi bagi orang yang berada di dekatnya. Cetak X banner Jakarta
BalasHapus