Bismillah,
Kalau sakit, yang kita cari tuh biasanya obat, iya kan?
Iya, memang kalau yang sakit pada fisik pastinya langsung mencari obat, namun bagaimana jika yang terluka atau yang sakit itu adalah batin, bagaimana mengobatinya? Minum obat juga?
Luka batin itu ternyata butuh proses untuk menyembuhkannya, enggak kayak kalau sakit kepala, kita minum pereda nyeri dan istirahat yang cukup, dalam beberapa hari langsung sembuh. Beda, luka batin butuh waktu, butuh proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin.
Self healing adalah proses yang bisa dilakukan untuk sembuhkan luka batin. Ada yang pernah mendengar istilah self healing?
Sebelum ke self healing, kita kenali dulu emosi. Apa sih emosi itu dan ada juga yang namanya tangga emosi.
EMOSI
Emosi itu dimana sih letaknya?
Emosi itu ternyata adanya pada bagian otak tengah, ya emosi terletak pada bagian otak tengah yang besarnya sekepalan kepala. Ketika emosi kita tersulut, kok bisa ya langsung memberikan reaksi kepada seluruh anggota tubuh? Biasanya kalau emosi tuh bagian jantung suka terasa sakit, suka merasakan juga gak?
Kita merasakan itu, karena pesan dari emosi itu diperkuat jantung atau kalbu.
Dalam tubuh manusia ada aliran listrik dan dalam otak pun ada sambungan - sambungan listrik yang terkoneksi satu sama lainnya. Dalam tubuh kita ini, pembangkit listriknya adalah air. Makanya kalau kita sedang ruwet alias banyak pikiran disarankan untuk banyak minum air putih. Minum air itu harus cukup dan sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
LEVEL EMOSI
Ngomongin level emosi, untuk memahami dan mengetahui psikologis seseorang kita tuh harus kenalan dulu sama level - level emosi. Ada 6 level emosi yang negatif dan juga ada 3 level emosi yang levelnya positif.
Level emosi paling rendah seseorang itu disebut depresi. Depresi ini adalah keadaan seseorang yang berhalusinasi dan ingin mengakhiri hidupnya, naudzubillah.
Dalam agama Islam, nafsu itu dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, diantaranya :
NAFS LAWWAMAH (Apatis, Sedih & takut)
Level emosi apatis ini ditandai dengan tidak ada energi, lemas, dan enggan berbicara. Pada level emosi ini, kadar oksigen tuh berkurang. Untuk keluar dari level ini, tarik napas panjang sampai 3 atau 9 kali, pokoknya seenaknya saja. Kalau sudah naik dari level apatis ini biasanya naik ke level sedih dengan mengeluarkan air mata / nangis.
Keluar air mata ini menandakan sudah punya energi, kemudian lanjutkan untuk naik ke level selanjutnya, istighfar dengan mulut. Ketika istighfar maka oksigen masuk itu 3x lebih banyak dibandingkan hanya bernapas biasa. Jadi napasnya sambil istighfar. Masya Allah Tabarakallah, sehebat itu istighfar yah. Setelah istighfar lanjut dengan kalimat toyyibah "laailahailallah".
Setelah dari level sedih, akan naik ke level takut. Temen - temen perlu tahu nih dalam zona level Lawwamah ini, sama sekali engga butuh nasihat. Nyamannya tuh dengan pelukan, usapan dan kata - kata yang menenangkan. Bukan dinasihati yah. Misalnya jika sedang berduka, jangan bilang yang sabar, tabah dan nasihat lainnya. Cukup bilang saja turut berduka dan saya merasakan kesedihanmu.
NAFS AMARAH (Rakus, marah, sombong)
Sudah masuk fase mulai banyak bicara atau curhat, maka level selanjutnya akan naik ke level rakus, marah dan sombong. Level sombong disini tuh cirinya meremehkan orang lain dan sering kali menolak kebenaran. Ketika seseorang bisa lewati level apatis,sedih, takut, rakus, marah dan sombong ini. Maka akan langsung masuk ke level emosi selanjutnya.
NAFS MUTHMAINAH (Semangat, menerima, damai)
Pada level emosi ini, sudah mulai ada semangat, menerimaan keadaan dan ikhlas dengan semua yang sudah terjadi dalam kehidupan. Dalam level emosi inilah baru bisa menerima nasihat dan masukan dari orang lain.
Dengan mengenali level emosi ini, jadinya kita bisa lebih memahami diri sendiri. Memahami dalam level mana kita bisa nerima masukan dari orang lain dan level emosi mana yang kita hanya membutuhkan sendirian saja. Setelah itu baru bisa bersemangat.
Semoga selalu semangat yaa!!
With Love,
Tian Lustiana
Nah, ternyata sabar juga ada batasnya apalagi emosi ini huft sulit dikendalikan kalau sudah ditingkat marah.
BalasHapus