Minggu, 11 Agustus 2024

Gala Bunga Matahari

Bismillah, 

Mungkinkah, 

Mungkinkah,

Mungkinkah, 

Kau mampir hari ini...


Jujur, setiap mendengarkan lagu Sal yang Gala bunga matahari ini, pasti saja nangis. Setiap diksinya itu penuh makna yang dalam. Dan jujur juga, sebelumnya saya bukan pendengar lagu - lagu Sal, tapi karena lagu ini langsung saya dengerin semua lagunya, dan easy listening semua, saya suka. 



Lagu "Gala Bunga Matahari" ini pertama saya dengar pas VT nya Fuji lewat di tiktok, bikin video Gala dan mami papinya dengan backsound lagu ini, dan saya kok penasaran jadinya sama lagunya. Awalnya saya kira Sal memang membuat lagu ini untuk Gala. Ternyata memang judulnya aja Gala bunga matahari. 

Dirilis tahun 2024, lagu yang bercerita tentang kerinduan yang dalam pada seseorang yang telah tiada, dan relate dengan saya. Seakan menyatakan isi hati saya yang sangat rindu pada almarhum bapak, yang sudah 3 tahun meninggalkan dunia ini. 


Pada lagu ini, menggunakan metafora bunga matahari, sebagai gambaran harapan dan perasaan kehilangan yang mendalam. Seakan ingin mengatakan bahwa mereka yang kehilangan sangat ingin dipertemukan kembali dengan orang yang disayanginya, meski telah pergi. Dan penasaran sekali pada kabarnya. Duh, apakabar bapak? Rindu sekali. 


Dalam lagu ini pun diceritakan bahwa mereka yang sudah tiada akan hilang semua rasa sakitnya, dan mereka akan kembali muda. Diceritakan juga tentang sungai yang mengalir air susu, duh merinding nggak sih? 

... di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, - Surat Muhammad ayat 15 -

Dalam lagu ini, digambarkan pula tentang proses adaptasi untuk hadapi kenyataan bahwa memang tidak mudah untuk menjalani hidup tanpa orang yang kita sayang, tapi tetap harus bertahan dengan semangat dan bahagia, meski diserang rindu yang bertubi - tubi. 


Lirik yang juga relate banget, bagaimana gambaran rasa rindu yang hebat pada seseorang yang sudah tiada, selalu menggebu setiap waktu. Kadang menangis diperlukan untuk lepaskan perasaan itu. Kerinduan, bisa menjadi bagian dari proses penyembuhan dan bagaimana kita bisa tetap merasakan kehadiran mereka yang kita rindukan melalui emosi yang alami. 


"Ceritakan padaku, bagaimana tempat tinggalmu yang baru."

"Kangennya masih ada di setiap waktu, kadang aku menangis bila aku perlu."

Duh, jleb banget dan auto menangis mendengar lirik ini. 


Lagu ini semacam terapi untuk yang pernah ditinggalkan, seperti ungkapkan perasaan kehilangan yang mendalam dengan cara yang lebih santai. Jadi bernyanyi sambil release emosi. 

Teman - teman merasakan hal yang sama kah ketika mendengarkan lirik lagu ini? 



Mari saling menguatkan untuk yang sudah ditinggalkan orangtuanya, kita hebat dan kita bisa menjadi amalan baik untuk orangtua, aamiin. 


Semangat,

Love,

Tian lustiana 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar. Mohon maaf komentarnya dimoderasi, oiya kalau komentarnya ada link hidup dengan berat hati saya hapus komentarnya yah.