Tianlustiana.com - "Semenjak ikhlaskan semua rasa sakit hati dan memaafkan semua yang menyakiti, penyakitku berangsur sembuh."
Banyak sekali pernyataan teman yang mengatakan bahwa mereka sembuh dari berbagai macam penyakit adalah dengan rasa ikhlas.
Terdengar sangat sepele, dengan ikhlas semua selesai. Yah, andaikan ikhlas itu mudah. Saya yakin pasti semua orang akan sehat dan bahagia, karena rasa ikhlas adalah kunci. Ikhlas itu semacam perjalanan batin yang dalam, tidak mudah untuk bisa dilalui. Ikhlas itu berarti melepaskan hal yang tidak bisa kita kontrol, atau bisa juga dikatakan sebagai menerima kenyataan tanpa rasa beban. Tapi, rasa ikhlas itu tidak datang begitu saja. Butuh proses, perlu waktu, usaha dan juga kesabaran yang banyak.
Coba bayangkan deh, jika hidup itu adalah perjalanan yang sangat panjang, banyak persimpangan yang membuat kita harus memilih. Di setiap persimpangan itu pasti ada banyak ketidasesuaian. Kemudian membuat sedih, marah dan kecewa. Mungkin jika belajar ikhlas, ketika kita memilih sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan, tidak akan terlalu marah karena sudah belajar ikhlas.
Kata seorang Guru, keikhlasan itu bisa dimulai dengan accepting / penerimaan. Dalam hidup kita harus belajar dan memaksakan untuk bisa menerima bahwa hidup ini tidak selalu berjalan sesuai apa yang kita rencanakan dan tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Perlu diingat kalau penerimaan ini tuh bukan kepasrahan yang lemah. Penerimaan ini merupakan bentuk dari kekuatan untuk menerima kenyataan, namun tidak mengubah harapan kita menjadi rasa kecewa.
Dalam hidup, setiap pengalaman terjadi dan ini merupakan bagian dari rencana yang besar yang mungkin saja belum bisa dipahami, namun punya makna yang kuat dan mendalam jika kita bisa melihat peluangnya.
Setiap manusia yang hidup itu seperti sedang melakukan perjalanan panjang, membawa beban yang berat dan semakin hari semakin berat. Beban itu bisa saja rasa sakit, dendam atau mungkin harapan yang belum tercapai.
Waktu harus terus berjalan, tidak mungkin harus tetap diam dan merenungi beban saja kan? Salah satu caranya adalah dengan belajar menjadi ikhlas, melepaskan semua beban itu. Bukan berarti mengabaikan atau melupakan namun memahami bahwa ada loh hal - hal yang memang tidak bisa kita kendalikan, dan itu tidak apa - apa, its OK.
Menjadi ikhlas itu bukan berarti menyerah. Namun berusaha untuk damai dengan diri sendiri dan keadaan. Salah satu cara supaya tidak terjebak dalam rasa sakit dan amarah yang dalam, supaya hidup itu lebih ringan untuk terus melangkah.
Ikhlas itu, menyakin hati bahwa tidak ada yang sia - sia.
Setiap luka, setiap rasa kehilangan, setiap rasa penyesalan, setiap amarah itu adalah bentuk perjalanan setiap manusia menuju kedewasaan, supaya bisa lebih paham dalam menjalani hidup. Dengan hadir kesadaran itu, kita bisa mulai menerima. Merangkul dan memeluk setiap rasa sakit dan kecewa yang hadir bukan sebagai musuh, namun sebagai guru supaya lebih paham dan baik lagi menjalani hidup.
Jadi, keikhlasan itu bisa diibaratkan sebagai perjalanan menuju keikhlasan tentang menemukan rasa damai dalam hidup yang penuh ketidakpastian. Untuk mencapai keikhlasan ini, ada jalan pintas nggak yah? Tentu saja tidak, yuk bismillah yuk mulai berjalan pada keikhlasan supaya hati menjadi lebih ringan, jiwa menjadi lebih damai dan tentu saja perjalanan hidup ini lebih bermakna. Aamiin. Semoga Allah mudahkan kita semua menuju perjalanan pada suatu keikhlasan. Supaya terlepas dari semua cengkraman rasa sakit, dendam dan amarah. Mari menerima semua yang datang pada hidup ini dengan penuh rasa ikhlas.
Sampai jumpa pada postingan selanjutnya,
Tian Lustiana